Migas adalah kepanjangan dari minyak dan gas bumi, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga namun juga memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan. Eksploitasi migas dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, seperti pencemaran air dan udara, penurunan kualitas tanah, serta kerusakan ekosistem laut.
Menurut Dr. Ir. Rachmat Hardadi, M.Sc., seorang pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, “Dampak dari kegiatan migas terhadap lingkungan bisa sangat merusak jika tidak diatur dengan baik. Pencemaran air dan udara yang disebabkan oleh limbah migas dapat mengancam keberlangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya.”
Upaya perlindungan lingkungan dari dampak migas sudah seharusnya menjadi prioritas bagi pemerintah dan perusahaan migas. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan dalam proses eksploitasi migas. Hal ini sejalan dengan pendapat Prof. Dr. Ir. Budi Indarto, M.Sc., seorang ahli teknologi lingkungan dari Institut Teknologi Bandung, yang mengatakan bahwa “Penerapan teknologi canggih dalam industri migas dapat membantu mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.”
Selain itu, perusahaan migas juga perlu memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam yang mereka eksploitasi. Hal ini penting agar generasi mendatang juga bisa menikmati manfaat dari sumber daya alam tersebut. “Perlindungan lingkungan harus menjadi bagian integral dari setiap kegiatan industri migas. Kita tidak bisa mengorbankan lingkungan demi keuntungan semata,” kata Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, seorang ahli kehutanan dari Institut Pertanian Bogor.
Dengan kesadaran akan dampak negatif migas terhadap lingkungan dan upaya perlindungan yang dilakukan oleh semua pihak terkait, diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan industri migas dan kelestarian lingkungan. Sehingga, keberadaan migas tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga tidak merugikan lingkungan tempat hidup kita.